Resensi Buku: Terapi Penyakit Ruhani (Jawaban Tuntas Bagi Orang Yang Mendambakan Keselamatan Hati)

Resensi Buku Terapi Penyakit RuhaniIbnu Qayyim Al-Jauziyah, memiliki nama lengkap Al-Imam Al-Allamah Syamsuddin Abu Abdillah  Muhammad bin Bakr bin Ayyub Az-Zar’I Ad-Dimasyqi. Lahir pada tahun 691. Beliau belajar fiqih Madzhab Imam Ahmad dan kemudian menjadi seorang pakar, bahkan menjadi seorang mufti. Seorang ulama besar yang sering disebut sebagai spesialis penyakit hati. Karena sebagian besar karyanya membahas tentang akhlak dan penyucian jiwa yang mengena, sarat dengan ruh dan selaras dengan realita.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah ditanya : bagaimana pendapat para ulama dan para imam mengenai seseorang yang tertimpa suatu bencana, dan ia menyadari bahwa jika hal itu terus saja menimpa dirinya, maka hal itu bisa merusak dunia dan akhiratnya. Ia sudah berusaha melindungi diri dengan segala cara, Namun yang terjadi justru semakin parah. Lalu bagaimana sebenarnya upaya untuk menghindarkan diri darinya?

Tahukah anda bagaimana caranya membebaskan diri dari dosa dan maksiat? Ibnu Qayyim Al-Jauziyah sang spesialis penyakit ruhani akan menjelaskannya. Secara gamblang beliau memaparkan cara yang benar dalam menerapi penyakit ruhani. Tentu dengan Ramuan yang ampuh, berdasarkan Nash-nash syar’i. Selain itu beliau juga menjelaskan sebab-sebab hati terasa gelap dan gersang.Data Buku Terapi Penyakit Ruhani

Disamping menjelaskan pula pengaruh dosa dan kemaksiatan bagi pelakunya. Sebagaimana tubuh yang bisa sakit, maka hati yang gelap dan gersang sejatinya adalah hati yang sakit. Dan kita pun harus meyakini bahwa setiap yang sakit pasti dapat diobati. Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam telah bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan menurunkan pula obanya.” (HR. Al-Bukhari). Kelebihan buku ini adalah penjelasannya yang mudah dimengerti orang awam dan dilengkapi dengan nash-nash yang syar’i dan selaras dengan realita. Buku ini sangat direkomendasikan untuk Anda yang ingin mendalami ilmu psikologi dalam perspektif islam.

Leave a comment